Aku dan Anak lain


Pagi tadi aku termenung, Menatap puluhan kata yang dirangkai menjadi satu kalimat indah.
Kemarin aku mengeluh pada Tuhan. Mengapa aku terlahir biasa-biasa saja ? Tidak luar biasa seperti anak lain ? Mengapa aku masih tetap berdiam diri didalam kamar ? Sedangkan anak lain tengah tertawa bahagia bersama anak lainnya.
Aku ingin seperti mereka. Berbakat, pandai bergaul dan menyenangkan. Lalu aku berdiri di depan cermin, Memperhatikan seluruh keburukan yang nampak pada bayanganku.
Wajahku yang buruk rupa,
Tinggiku yang biasa saja,
Badanku yang terlihat menggemuk,
Mataku yang terlihat sangat kelelahan padahal tidak melakukan apa-apa dan tetap tidur cukup,
Lalu bibirku yang masih saja mampu tersenyum.
Padahal hatiku berteriak. Pikiranku berkata untuk segera beranjak dari depan cermin, Namun kakiku tetap tidak mau beranjak pergi.
Memperhatikan diriku dari depan cermin, Aku tersenyum, bayanganku juga. Aku mengangkat tanganku, bayanganku juga. Aku membuat wajah bodoh, bayanganku juga.
Tanpa sadar aku tertawa. Entah apa yang tengah ku tertawakan, akupun tak paham.
Aku kembali diam. Lalu tanpa sadar tanganku menyentuh puncak kepalaku.
Bibirku tiba-tiba mengucap puluhan kata yang dirangkai menjadi satu kalimat indah
“tidak apa-apa, walau kau tidak seperti anak lain, tapi terimakasih telah berjuang hingga saat ini, kamu hebat, kamu juga berhak bahagia suatu saat nanti, kamu tau kan tuhan tidak tidur”
Air mata mulai memaksa untuk keluar dari ujung pelupuk,
Ingin menangis rasanya, namun kutahan, mengapa ?
Karena nantinya bayanganku yang terpantul dari cermin akan menangis juga, dan aku tidak mau itu terjadi.
Kembali tersenyum, dan kubaca beberapa pesan dari ibu,
Puluhan kata yang terangkai menjadi satu kalimat indah,
Ah, andai ibu tau, bahwa anak lain ada yang sudah lebih dulu berhasil melakukan sesuatu dibandingkan anakmu ini.
Kembali ingin menangis, namun kusanggah pikiran itu,
Berusaha menyemangati diri sendiri disetiap detiknya.
Sempat berfikir, apa Tuhan masih mendengar doaku ? mengapa belum terkabul ?
Ah, aku bodoh, seharusnya tidak berfikir seperti itu, karena aku tahu bahwa Tuhan Adil.
Untuk aku, tetap semangat menjalani hidup walau kau tidak seperti anak lain
Untuk anak lain, tetap semangat menjalani hidupmu dan ingat jangan sia-siakan apa yang terjadi di dalam hidupmu, karena banyak anak lain yang juga ingin sepertimu.

Komentar

Postingan Populer